Assalamualaikum wr.wb.
Disini saya akan membahas materi Ilmu
Pengetahuan Sosial tentang Pendudukan
Jepang di Indonesia yang terjadi pada tahun 1942-1945.
Selamat membaca…..
Perang Dunia II
1. Lahirnya Negara-negara Fasis
Kondisi di negara Eropa menjelang PD II mirip
degan kondisi saat menjelang PD I. Di sana terjadi ketegangan dan keinginan untuk
membalas dendam, terutama untuk negara yang kalah perang. Negara-negara
tersebut merasa dirugikan atas perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh pihak
Sekutu. Secara umum, merka yang ikut perang mengalami kehancuran ekonomi,
sehingga mereka mencoba bangkit degan cara yang diktator dan mengembangkan
paham ultranasionalisme. Paham ultranasionalisme itu yang akhirnya melahirkan
negara-negara fasis. Negara fasis yang muncul yaitu Jerman, Italia, dan Jepang.
a. Fasisme di Jerman
Pada masa PD I Negara Jerman menderita
kekalahan dan penderitaan yang hebat. Tetapi, negara jerman di bawah
kepemimpinan Adolf Hittler melalui Partai Nazi mulai bangkit. Negara Jerman
menganut paham Chauvinisme yaitu suatu paham yang menganggap bahwa dirinya
lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu jerman juga menganut totaliterisme
yaitu suatu paham yang melaksanakan prinsip bahwa semua diutus oleh negara dan
rakyat tidak mempunyai kebebasan.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Hittler untuk
merealisasikan kejayaan Jerman antara lain:
- Menolak
isi Perjanjian Versailes.
- Membentuk
polisi rahasia yang disebut Gestapo.
- Membangun
angkatan perang yang kuat.
- Mengobarkan
semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
- Membangun
hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia (Poros
Roberto).
Kemudian dalam perkembangannnya Jerman mulai melakukan politik Lebensraum
(ruang untuk hidup). dalam plitik ini gagasan perluasan wilayah yaitu lewat
perang. Misalnya dengan menduduki Austria dan Cekoslovakia.
b . Fasisme di Jepang
Di Negara Jepang, fasisme tidak terlepas dari
Restorasi Meiji yang mana Jepang berkembang menjadi negara industri yang kuat. dengan
kondisi tersebut membuat Jepang menjadi negara imperialis. Jepang menjadi
negara fasis dan menganut Hakko I Chiu. Fasisme di Jepang dipelopori oleh
Perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh
Perdana Menteri Hideki Tojo.
Langkah-langkah yang diambil Kaisar Hirohito sebagai negara
fasis antara lain:
- Melakukan
perluasan wilayah ke negara-negara terdekat seperti Korea, Manchuria, dan
Cina.
- Mengenalkan
ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin
oleh Jepang.
- Mengagungkan
semangat bushido.
- Menyingkirkan
tokoh-tokoh politik yang anti militer.
- Memodernisasi
angkatan perang.
c . Fasisme di Italia
Negar Italia merupakan salah satu negara
pemenang dalam PD I. Namun Italia merasa kecewa karena tuntutannya di dalam
Perjanjian Versailes tidak terpenuhi. Negara Italia mulai bangkit di bawah
pimpinan Benito Mussolini dan menjadi negara fasis.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Benito
Mussolini dalam rangka pengembaganfasisme di Italia antara lain:
- Mengobarkan
semangat Italia Irredenta untuk mempersatukan seluruh bangsa Italia.
- Memperkuat
angkatan perang.
- Menduduki
Ethiopia dan Albania.
- Menguasai
seluruh Laut Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut Kita.
Seiring dengan berkembangnya negara-negara
fasis menjadikan kondisi politik di wilayah Eropa menjadi memanas dan mendorong
terjadinya Perang Dunia II.
Latar Belakang Perang Dunia II
Hal-hal yang menjadi penyebab Perang
Dunia II dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu yang bersifat umum dan
khusus.
a.
Sebab Umum
Ada beberapa penyebab
umum yang menjadi penyebab terjadinya Perang
Dunia II diantaranya yaitu:
1. Kegagalan Liga Bangsa-bangsa menciptakan
perdamaian dunia. Justru LBB menjadi alat politik negara besar untuk mencari
keuntungan sendiri.
2. Negara-negara maju memperkuat militer dan persenjataan karena saling curiga dan tidak percaya terhadap LBB.
3. Adanya politik aliansi, kekhawatiran akan terjadinya perang, maka negara-negara mencari kawan dan sehingga terbagi menjadi:
2. Negara-negara maju memperkuat militer dan persenjataan karena saling curiga dan tidak percaya terhadap LBB.
3. Adanya politik aliansi, kekhawatiran akan terjadinya perang, maka negara-negara mencari kawan dan sehingga terbagi menjadi:
- Blok Fasis (Jepang, Jerman,
Italia),
- Blok Sekutu, terdiri atas:
- Blok demokrasi yaitu Amerika
Serikat, Perancis, Belanda Inggris
- Blok komunis yaitu Rusia,
Cekoslovakia, Hongaria, Rumania, Bulgaria, Polandia, Yugoslavia
3. Adanya pertentangan
akibat ekspansi.
4. Adanya pertentangan
faham fasisme, demokrasi, dan komunisme
5. Adanya politik balas.
b . Sebab Khusus
Sebab khusus PD II terjadi di 2 zona yaitu
kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Di bawah ini merupakan sebab-sebab
khusus terjadinya Perang Dunia II.
- Di
kawasan Asia Pasifik, penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut
Amerika Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941.
- Di
kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas
Polandia pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk
merebut kembali kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman). dalam waktu
singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman.
Uni Soviet yang merasa keamanannya terancam,
segera menyerbu Polandia dari arah Timur. Pada tanggal 3 September 1939 Inggris
dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. dalam perkembangannya melibatkan
banyak negara.
Jalannya Perang Dunia II
Perang Dunia II dapat dikatakan sebagai ajang
balas dendam bagi negara yang kalah dalam PD I. Negara-negara yang terlibat dalam
Perang Dunia II tidak jauh berbeda dengan Perang Dunia I. Negara-negara yang
terlibat PD II terbagi menjadi 2 Blok yaitu blok Sentral dan blok Sekutu,
diantaranya:
- Blok
Sentral : Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania, dan Finlandia.
- Blok
Sekutu : Inggris, Prancis, Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria, dan
Polandia.
Secara umum PD II dibagi dalam 3 tahapan berikut:
- Tahapan
pertama, blok Sentral melakukan ofensif dengan taktik serangan kilat.
- Tahapan
kedua, merupakan titik balik. Blok Sentral bersifat defensif (bertahan)
sedangkan blok Sekutu lebih banyak melakukan serangan.
- Tahapan
ketiga, blok Sekutu mulai mencapai kemenangan.
Awal-awalnya Amerika Serikat mempunyai sikap
yang netral. Namun setelah terjadi peristiwa Pearl Harbour tanggal 7 Desember
1941, maka AS menyatakan perang terhadap Jepang. Kemudian Sekutu membentuk
komando gabungan yang dipimpin Jenderal Dwight Eisenhower. Maka pada tanggal 6
Juni 1944 terjadilah pertempuran antara Sekutu dan Jerman di Normandia. Negara
Jerman bisa dipukul mundur. Sementara itu, wilayah Asia Pasifk membentuk
pertempuran sendiri. Negara Jepang berhasil menguasai Filipina, Indonesia,
Malaysia, Singapura, dan Birma. Bahkan pada tanggal 27 Februari 1942 pertahanan
Sukutu di Jawa dapat direbut Jepang. Peta kekuatan mengalami perubahan setelah
terjadi pertempuran di Laut Karang. Pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal
Douglas Mac Arthur dengan Laksamana Chester W. Nimit menyerbu Jepang sampai
Pulau Okinawa.
Akhir Perang Dunia II
Pada bulan Mei 1942, suatu serangan terhadap
Australia terhenti dalam pertempuran di Laut Koral. Serangan serupa terhadap
Hawai terhenti di Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan Agustus 1942 pasukan
Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan Solomon) dan bulan Februari
1943 pihak Jepang telah dipukul mundur. Pada bulan Februari 1944 pasukan
Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein, di Kepulauan Marshall,
dan Saipan di Kepulauan Mariana. Pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan
bom atom di kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.
Akhirnya Jepang menyerah dan menandatangai perjanjian di atas kapal USS
Missouri tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo.
Blok Sentral menyerah kepada Sekutu pada bulan
Mei 1945. Di bawah ini faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu
di PD II.
- Blok
Sentral tidak ditunjang oleh sumber-sumber kekayaan alam yang mencukupi
kebutuhan perang.
- Sekutu
memiliki daerah jajahan yang dapat menunjang kebutuhan perang.
- Blok
Sekutu memiliki keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok Sentral.
- Jumlah
anggota kelompok Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu
memperkuat blok tersebut.
Dampak atau Akibat Perang Dunia II
Perang Dunia II memberikan dampak yang luas dalam
berbagai aspek kehidupan. Berikut ini dampak PD II dalam berbagai bidang.
Dampak PD II dalam Bidang Politik
- Memunculkan
2 kekuatan besar dunia yaitu Amerika Serikat yang berideologi demokrasi
liberalnya (liberalisme), dan Uni Soviet yang berideologi komunis.
- Terjadi
perebutan hegemoni di antara kedua ideologi yang berbeda berakibat
munculnya perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perang
dingin tersebut sekarang telah berakhir tahun 1991 saat Uni Soviet
terpecah menjadi Commonwealth of Independent State (CIS). Pada masa perang
dingin ini kedua kekuatan mencoba mempengaruhi negara-negara sepaham untuk
membentuk aliansi (persekutuan), seperti North Atlantic Treaty
Organization (NATO), yaitu fakta pertahanan Amerika Serikat bersama
negara-negara Eropa Barat. Adapun aliansi bentukan Uni Soviet adalah Pakta
Warsawa, yaitu pertahanan Uni Soviet bersama negara- negara Eropa Timur.
- Balance
of Power Policy mengakibatkan munculnya politik aliansi yang berdasarkan
atas kemauan bersama (Collective Security) misalnya adanya
METO (middle eastern treaty organiszation) dan
SEATO (south east asian treaty organization)
- Berakhirnya
Perang Dunia II membawa dampak jatuhnya imperialis yang membawa dampak
menguatnya semangat nasionalisme di wilayah Asia dan Afrika untuk
melepaskan diri dari penjajahan negara Asing. Misalnya muncul
negara-negara baru seperti Indonesia, Filipina, India, Pakistan dan
Srilanka. Di Afrika misalnya muncul Mesir dan Aljazair.
Dampak PD II dalam Bidang
Ekonomi
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, kondisi di Eropa sangat
kacau, sehingga terjadi kesengsaraan dan penderitaan. Amerika Serikat muncul
sebagai kreditor bagi seluruh dunia, terutama Eropa. Amerika Serikat sadar
bahwa Wilayah Eropa yang rusak akan mudah dikuasai oleh pihak komunis, sehingga
harus dibantu. dengan demikian muncul lembaga donatur antara lain:
- Thruman
Doctrin (1947), lembaga ini membantu pertumbuhan ekonomi Yunani dan Turki
- Marshall
Plan (1947), lembaga ini memberi bantuan ekonomi dan militer untuk
membangun kembali ekonomi atas rencana yang terlebih dahulu dibuat oleh
negara-negara Eropa dan disetujui oleh Amerika Serikat.
- Point
Four Thruman, lembaga ini memberikan bantuan kepada negara-negara yang
masih terbelakang di Asia dalam bentuk bantuan ekonomi dan militer (Mutual
Security Act=MSA)
Dampak PD II dalam Bidang
Sosial
Reaksi yang muncul dalam bentuk kerja sama bangsa-bangsa di dunia, salah satunya dengan berlatar belakang dari akibat perang mendorong mereka mendirikan United Nation Relief Rehabilitation Administration (UNRRA) dengan membantu masyarakat yang menderita dalam bentuk
- Memberi
makan terhadap orang-orang terlantar
- Mengurus
pengungsi-pengungsi dan menyatukan anggota keluarga yang terpisah akibat
perang
- Membangun
rumah sakit dan balai pengobatan
- Mengerjakan
kembali tanah-tanah yang rusak
Dari kesengsaraan yang kepanjangan membuat
manusia ingin mewujudkan perdamaian abadi yaitu dengan membentuk lembaga
internasional yang berwibawa dalam melakukan perdamaian, yaitu Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1945. Para pelopor pendiri PBB antara lain
Franklin Delano Roosevelt (AS), Winston Churchill (Inggris) dan Josef Stalin
(Uni Soviet).
Pengaruh Perang Dunia II bagi Indonesia
Keterlibatan Indonesia dalam perang dunia II
diawali dengan pendudukan Jepang pada tahun 1942. Sebagian wilayah Indonesia
sebagai medan perang antara militer Jepang dan militer Sekutu. Secara langsung
maupun tak langsung Indonesia merasakan dampak dari terjadinya perang dunia II.
Dampak secara langsung yaitu terjadinya kerusakan yang serius pada daerah yang
dijadikan medan perang. Rakyat Indonesia banyak mengalami kerugian jiwa dan
harta benda, serta mengalami trauma akibat terjadinya perang. Dukungan terhadap
kemerdekaan Indonesia. Pelatihan militer bagi pemuda-pemuda Indonesia. Secara
tidak langsung semangat nasionalisme Jepang mengilhami perjuangan kemerdekaan
Indonesia.
Pengaruh positif dan negatif perang dunia II terhadap Indonesia dapat diperinci sebagai berikut:
Pengaruh positif dan negatif perang dunia II terhadap Indonesia dapat diperinci sebagai berikut:
Dampak Positif
a.
Pertama
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Kalahnya Jepang terhadap militer sekutu membawa dampak
wilayah Indonesia sebagai wilayah yang "tak bertuan". Hal ini karena
militer Jepang yang berada di wilayah Indonesia tak mempunyai otoritas lagi,
sedangkan militer sekutu yang akan menggantikan militer Jepang belum mengambil
alih posisi Jepang. Kondisi vacuum of power dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh
pendiri negara untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus
1945. Militer Jepang juga mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap kemerdekaan
Indonesia lewat dibentuknya PPKI. Bahkan laksamana Maeda menyediakan rumahnya
untuk merancang dan penandatanganan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Walaupun begitu kemerdekaan Indonesia bukan merupakan pemberian pemerintah
Jepang tapi hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia.
b. Kedua
b. Kedua
Pelatihan
militer untuk pemuda-pemuda Indonesia. Pada tanggal 3 Oktober 1943 pemerintah
pendudukan Jepang mendirikan Giyugunatau PETA (Pembela Tanah Air), sebelumnya
telah dibentuk Heiho. Anggota PETA banyak dikirim ke medan perang di Pasifik
untuk menghadapi militer Amerika Serikat. Pada pertengahan tahun 1945 jumlah
anggota PETA sebanyak 120.000 orang. Organisasi PETA yang didirikan oleh Jepang
merupakan cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Banyak pendiri TNI
yang berasal dari didikan PETA, antara lain Jenderal Sudirman dan Jenderal
Suharto (presiden RI ke-2).
c. Ketiga
c. Ketiga
Peninggalan peralatan militer dan
infrastruktur perang yang digunakan oleh Jepang dapat digunakan sebagai modal
untuk mempertahankan kemerdekaan. Setelah Jepang menyerah terhadap sekutu,
banyak tangsi-tangsi dan peralatan militer Jepang yang dikuasai oleh pejuang
Indonesia.
Dampak Negatif
Dampak Negatif
a. Pertama
Romusha,
pengerahan tenaga kerja secara paksa dengan kondisi yang sangat menyedihkan
untuk membangun infrastruktur perang Jepang. Kebanyakan romusha berasal dari
pulau Jawa dan dikirim ke Birma. Karena kondisinya yang sangat buruk banyak
diantara romusha yang meninggal dunia dan tidak dapat kembali ke kampung
halamannya.
b. Kedua
b. Kedua
Banyak
militer Jepang yang mengambil secara paksa makanan, pakaian, dan perbekalan
lainnya dari rakyat Indonesia secara paksa dan tanpa kompensasi. Padahal dalam
kondisi perang saat itu, rakyat Indonesia banyak yang kelaparan dan menderita.
Ketiga; Terjadinya perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda
Indonesia yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi militer Jepang. Keempat;
Eksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan perang Jepang. Dalam menghadapi
perang dunia II Jepang membutuhkan banyak minyak dan gas bumi untuk menggerakan
semua peralatan perangya.
Walaupun PD II memberikan dampak Positif terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia, tetapi kita harus tetap mengutuk terjadinya perang karena membawa korban baik harta benda maupun jiwa.
Walaupun PD II memberikan dampak Positif terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia, tetapi kita harus tetap mengutuk terjadinya perang karena membawa korban baik harta benda maupun jiwa.
Latar Belakang dan Proses Pendudukan Jepang (1942 - 1945)
Era pendudukan Jepang adalah waktu yang
penting dalam sejarah dari bangsa Indonesia. Pendudukan dari Jepang di
Indonesia adalah ditujukan untuk mewujudkan Persemakmuran Bersama Asia Timur
Raya. dalam rangka mewujudkan cita-cita tersebut, maka Jepang menyerbu
pangkalan Angkatan Laut di Pearl Harbour, Hawai. Penyerangan tersebut terjadi
pada tanggal 7 Desember 1941. Gerakan invasi militer Jepang cepat merambah ke
kawasan Asia Tenggara. Pada bulan Januari-Februari 1942, Jepang menduduki
Filipina, Tarakan (Kalimantan Timur), Balikpapan, Pontianak, dan Samarinda.
Pada bulan Februari 1942 Jepang berhasil menguasai Palembang. Sebagai cara untuk
menghadapi Jepang, mak Sekutu membentuk Komando gabungan. Komando itu bernama
ABDACOM (American British Dutch Australian Command). Pemimpin ABDACOM bernama
Jenderal Sir Archibald Wavell dan berpusat di Bandung. Pada tanggal 1 Maret
1942 Jepang berhasil mendarat di Jawa yaitu Teluk Banten, di Eretan (Jawa
Barat), dan di Kragan (Jawa Timur). Pada tanggal 5 Maret 1942 kota Batavia
jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda secara resmi
menyerah kepada Jepang.
Upacara penyerahan kekuasaan dilakukan pada
tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. dalam upacara tersebut
Sekutu diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh dan Jenderal Ter
Poorten, sedang Jepang diwakili oleh Jenderal Hitoshi Imamura. dengan adanya
peristiwa penyerahan tersebut maka secara otomatis Indonesia mulai dijajah oleh
Jepang.
Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia
pada prinsipnya diprioritaskan pada dua hal, yaitu:
- menghapus
pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia, dan
- memobilisasi
rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
Politik imperialisme Jepang di Indonesia
berorientasi pada eksploitasi sumber daya alam dan manusia. Jepang melakukan
eksploitasi sampai tingkat pedesaan. dengan berbagai cara, Jepang menguras
kekayaan alam dan tenaga rakyat melalui janji-janji maupun kekerasan.
C. Pemerintahan pada Zaman Pendudukan Jepang
Era pendudukan Jepang berbeda dengan era
pendudukan Belanda. Saat penjajahan Belanda pemerintahan dipegang oleh
pemerintahan sipil. Sedangkan pada masa Jepang dipimpin oleh militer. dalam
menjalankan pemerintahannya, Indonesia dibagi dalam tiga wilayah kekuasaan
militer.
- Wilayah
I, meliputi Pulau Jawa dan Madura diperintah oleh Tentara keenambelas dengan
pusatnya di Batavia (Jakarta).
- Wilayah
II meliputi daerah Pulau Sumatra, diperintah oleh tentara keduapuluh lima dengan
pusatnya di Bukittinggi.
- Wilayah
III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor, Maluku
diperintah oleh Armada Selatan Kedua dan berkedudukan di Makassar
(Ujungpandang).
Berikut ini berbagai kebijakan pemerintah pendudukan
Jepang di Indonesia.
1. Bidang Politik
Pada masa awal pendudukan, Jepang menyebarkan
propaganda yang menarik. Sikap Jepang pada awalnya menunjukkan kelunakan,
misalnya:
- mengizinkan
bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang,
- melarang
penggunaan bahasa Belanda,
- mengizinkan
penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dan
- mengizinkan
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Kebijakan Jepang tersebut ternyata tidak
berjalan lama karena Jenderal Imamura mengubah semua kebijakannya. Kegiatan
politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada dibubarkan dan untuk
gantinya maka Jepang membentuk organisasi-organisasi baru yang berorientasi untuk
kepentingan Jepang itu sendiri. Organisasi-organisasi yang didirikan Jepang
antara lain Gerakan Tiga A, Putera, dan Jawa Hokokai.
a. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A dibentuk pada bulan Maret 1942
dan diketuai oleh Mr. Syamsuddin. Gerakan Tiga A terdiri dari Nippon Cahaya
Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Tujuan gerakan ini
adalah untuk menghimpun potensi bangsa guna kemakmuran bersama. Ternyata
Gerakan Tiga A tidak berumur lama karena dirasa kurang efektif oleh Jepang
sehingga dibubarkan, sebagai gantinya dibentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat).
b . Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
Pada bulan Maret 1944 pemerintah Jepang
membentuk Jawa Hokokai. Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi
pemerintah sehingga pucuk kepemimpinan langsung dipegang oleh Gunseikan.
Himpunan ini mempunyai tiga dasar yaitu mengorbankan diri, mempertebal
persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti. Jawa Hokokai mempunyai
tugas antara lain mengerahkan rakyat untuk mengumpulkan padi, besi tua, pajak,
dan menanam jarak sebagai bahan baku pelumas untuk Jepang. Pada tanggal 5
September 1943 membentuk Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan) atas anjuran Perdana
Menteri Hideki Tojo. Ketua Cuo Sangi In dipegang oleh Ir. Soekarno. Tugas badan
ini adalah mengajukan usul kepada pemerintah serta menjawab pertanyaan
pemerintah mengenai tindakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah militer.
c . Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Pada tanggal 1 Maret 1943 Jepang membentuk
Putera, di mana gerakan ini dipimpin oleh tokoh empat serangkai yaitu Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur. Bagi para
pemimpin Indonesia, Putera bertujuan untuk membangun dan menghidupkan segala
apa yang dirobohkan oleh imperialis Belanda. Sedangkan bagi Jepang, Putera
bertujuan untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia dalam rangka
membantu usaha perangnya. Putera lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia
daripada bagi Jepang. Putera lebih mengarahkan perhatian rakyat kepada
kemerdekaan daripada kepada usaha perang pihak Jepang. Selanjutnya Jepang
membentuk Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
2. Bidang Budaya
Pada era pendudukan Jepang, bahasa Indonesia
diizinkan dipakai dalam komunikasi, dan sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh
dipakai. Papan nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa
Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Surat kabar dan
film yang berbahasa Belanda dilarang beredar.
3. Bidang Ekonomi
Di awal pendudukan Jepang, kondisi ekonomi
Indonesia mengalami kelumpuhan obyek-obyek vital seperti pertambangan dan industri
dibumihanguskan oleh Sekutu. dalam rangka menormalisasi keadaan, maka Jepang
banyak melakukan kegiatan produksi. Segala kegiatan ekonomi ditujukan dalam
rangka memenuhi kebutuhan perang. Sebagai contoh dengan membangun pabrik
senjata dan mewajibkan rakyat menanam pohon jarak. Oleh karenanya Jepang
menerapkan sistem autarki yang mana sistem autarki adalah tiap-tiap daerah
diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. dalam rangka membangun
fasilitas perang, maka Jepang membutuhkan banyak tenaga kasar yang dipakai untuk
kerja paksa dikenal dengan sebutan romusha. Kehidupan romusha sangat
mengenaskan karena keadaan mereka hidup menderita, miskin, kelaparan, dan tidak
jarang terjadi kematian. Tidak hanya dengan romusha, bangsa Jepang juga
mengeksploitasi sumber daya alam terutama batu bara dan minyak bumi.
4 . Bidang Militer
Untuk memperkuat kedudukan dalam Perang Pasifik, maka Jepang
memobilisasi pemuda-pemuda untuk dibina dalam latihan militer. untuk itu Jepang
membentuk organisasi-organisasi semi militer dan organisasi militer.
5. Bidang Sosial
Pada era penjajahan Jepang banyak rakyat
Indonesia yang dipaksa menjadi romusha tanpa menerima upah dan makanan namun
harus bekerja keras. Maka akibatnya banyak romusha yang meninggal dan
terjangkit wabah penyakit. Sebab kemelaratan yang dialami para romusha, maka
muncul golongan baru yang disebut golongan kere/ gembel.
Pada penjajahan Jepang terjadi pengaturan
sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat yang terdiri dari:
- Golongan
teratas yaitu golongan Jepang.
- Golongan
kedua yaitu golongan pribumi.
- Golongan
ketiga yaitu golongan Timur Asing.
Perlawanan terhadap Jepang
Pada masa pendudukan Jepang, kehidupan rakyat
sangat menderita. Hal ini disebabkan rakyat dipaksa menjadi romusha dan
dibebani kewajiban menyerahkan hasil panennya. Penderitaan yang dialami rakyat
menyebabkan munculnya rasa benci terhadap Jepang. Kebencian itu diperparah dengan
kewajiban untuk melakukan Seikerei ke arah Tokyo yang tidak dapat diterima.
Akibatnya terjadi perlawanan rakyat Indonesia terhadap kekejaman tentara
Jepang.
Perlawanan rakyat yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia
menunjukkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari pemerintah
Jepang. Kemerdekaan Indonesia diperjuangkan, dan kemudian dipertahankan oleh
bangsa Indonesia sendiri.
Strategi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
Dalam menghadapi penjajahan Jepang, para
pejuang memiliki strategi yang tidak sama. Terdapat 2 macam golongan yaitu
golongan kooperatif dan nonkooperatif. Golongan kooperatif bersedia kerja sama dengan
Jepang. Mereka duduk dalam organisasi bentukan Jepang. Sedang golongan
nonkooperatif adalah golongan yang tidak mau bekerja sama dengan Jepang, mereka
membentuk organisasi bawah tanah.
Perjuangan yang bersifat kooperatif dilakukan oleh para pemimpin
bangsa. Mereka bersedia bekerja sama dengan Jepang. Perjuangan yang kooperatif
dilakukan dengan bergabung dalam organisasi-organisasi bentukan Jepang misalnya
dalam Putera, Jawa Hokokai, Gerakan Tiga A, dan Cuo Sangi In. Di samping itu
juga duduk dalam badan-badan pemerintahan Jepang.
Berbagai Perubahan Akibat Pendudukan Jepang
Dengan adanya Pendudukan Jepang di Indonesi
telah mengakibatkan berbagai perubahan pada masyarakat pedesaan Indonesia,
khususnya Jawa. kebijakan-kebijakan Jepang mengakibatkan terjadinya berbagai
perubahan dalam kehidupan masyarakat. Berikut ini beberapa perubahan yang
terjadi akibat pendudukan Jepang di Indonesia.
1. Aspek Sosial
Ekonomi
Pada masa Jepang, juga diberlakukan politik
penyerahan padi secara paksa. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan
bagi para tentara. Akibat penyerahan padi itu antara lain angka kematian
meningkat, tingkat kesehatan masyarakat menurun, kelangkaan bahan pangan, dan
kesejahteraan sosial sangat buruk. Mobilitas sosial masyarakat cukup tinggi.
Golongan pemuda, pelajar, dan tokoh masyarakat mengalami peningkatan status
sosial. Hal ini disebabkan mereka bergabung dalam organisasi bentukan Jepang.
Selain itu juga duduk dalam pemerintahan.
2. Aspek Mentalitas
Masyarakat
Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk yang
sangat banyak. Melihat hal tersebut, Jepang memanfaatkannya sebagai tenaga
kerja. Masyarakat pedesaan dipaksa menjadi romusha. Para romusha harus membuat
pabrik senjata, benteng pertahanan, dan jalan. Mereka tidak hanya bekerja di
Indonesia tetapi juga dikirim ke luar negeri. Para romusha sangat menderita dan
tidak dapat upah dan makanan. Mereka masih menerima perlakuan yang kejam dari
Jepang. Hal ini menimbulkan ketakutan pada masyarakat yang harus menyerahkan
warganya untuk menjadi romusha.
3 . Aspek Politik
Pemerintahan
Dalam bidang pemerintah terjadi perubahan dari
pemerintahan sipil ke pemerintahan militer, jabatan Gubernur Jenderal diganti dengan
Panglima Tentara Jepang. untuk memperlancar proses eksploitasi di pedesaan dan
mengontrol rakyat, Jepang membentuk tonarigumi (Rukun Tetangga). Tujuannya
adalah untuk meningkatkan pengawasan terhadap penduduk.Akibat dibentuknya
tonarigumi, peran dan fungsi lembaga politik tradisional memudar.
.
.
.
Mungkin itu materi yang dapat di sampaikan tentang Perang Dunia II dan Pengarunya Terhadap Indonesia . Semoga dapat
bermanfaat.
Terimakasih atas kunjungannya.
Wassalamualaikum wr.wb.
No comments:
Post a Comment